Pages

5.12.11

wanita perkasa

Hari itu Nasibah tengah berada di dapur. Suaminya, Said tengah beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nasibah menebak, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.

Dengan bergegas, Nasibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan masuk ke kamar. Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut dibangunkannya. “Suamiku tersayang,” Nasibah berkata, “aku mendengar suara aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah menyerang.”
Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan ia yang mendengar suara itu. Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda, Nasibah menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.
“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang….”
Said memandang wajah istrinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk.
Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja.
Di rumah, Nasibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara kuda yang nampaknya sangat gugup.
“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid…”
Nasibah tertunduk sebentar, “*Inna lillah*…..” gumamnya, “Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nasibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, “Amar, kaulihat Ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”
Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.
“Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terbasmi.”
Mata amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku was-was seandainya Ibu tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membela agama Allah.”
Putra Nasibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di depan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. “Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayah yang telah gugur.”
Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”
Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung sampai sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan mereka meunuju ke rumah Nasibah. Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan kiranya?” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “apakah anakku gugur?”
Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”
“*Inna lillah*….” Nasibah bergumam kecil. Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?”
Nasibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatan? Saad masih kanak-kanak.”
Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putra seorang ayah yang gagah berani.”
Nasibah terperanjat. Ia memandangi putranya. “Kau tidak takut, nak?”
Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nasibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu.
Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu akbar!”
Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nasibah. Mendengar berita kematian itu, Nasibah meremang bulu kuduknya. “Hai utusan,” ujarnya, “Kausaksikan sendiri aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”
Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau perempuan, ya Ibu….”
Nasibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad?”
Nasibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nasibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum. “Nasibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”
Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nasibah pun segera menenteng tas obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terciprat darah di rambutnya. Ia menegok. Kepala seorang tentara Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir.
Timbul kemarahan Nasibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi waktu dilihatnya Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh, Nasibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagai singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya. Ia terjatuh terinjak-injak kuda.
Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga Nasibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas’ud mengendari kudanya, mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Istri Said-kah engkau?”
Nasibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?”
“Beliau tidak kurang suatu apapun…”
“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”
“Engkau masih luka parah, Nasibah….”
“Engkau mau menghalangi aku membela Rasulullah?”
Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nasibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikannya. Namun, karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. Rubuhlah perempuan itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.
Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nasibah, wanita yang perkasa.”

20.11.11

hayatilah...

khas buat DS...

hayatilah bait-bait lirik lagu ni...


Carilah cinta yang sejati
yang ada hanyalah padanya
Carilah cinta yang hakiki
Yang hanya padanya yang Esa

Carilah cinta yang abadi
yang ada hanya padanya
Carilah kasih yang kekal selamanya
Yang ada hanyalah pada Tuhanmu

a....

Di dalam mencari cinta yang sejati
Banyaknya ranjau kan ditempuhi
Di dalam mendapat cinta yang hakiki
Banyaknya onak yang di redahi

Carilah cinta yang sejati
yang ada hanya padanya
Carilah cinta yang hakiki
Yang hanya padanya yang Esa

Namun janjinya
Kepada Hamba-Nya
Tidak pernah dimungkiri
dan tidak pernah melupakanmu

Di dalam mencari cinta yang sejati
Banyaknya ranjau kan ditempuhi
Di dalam mendapat cinta yang hakiki
Banyaknya onak yang di redahi

Namun janjinya
Kepada Hamba-Nya
Tidak pernah dimungkiri
dan tidak pernah melupakanmu

Yakinlah kepada Tuhan-Mu
Kerna dialah cinta hakiki
Kerna dialah cinta hakiki
Kerna dialah cinta yang hakiki

19.11.11

owh...rinduu

assalamualaikum w.b.t buat ds...

terubat rasa rindu usu semalam bila mendengar suara DS...nenek bagitau kat usu yang abang syakirul dah pandai baca doa naik kenderaan & doa sebelum tidur...

bila dengar suara abang baca, usu rasa happy yang amatlah sangat...Alhamdulillah...adik Syakir pun tak nak mengalah...

Syakir pun baca doa makan & abc walaupun sebutan masih kurang jelas...tapi, kesungguhan yang ditunjuk oleh kedua-dua kesayangan usu menyebabkan usu rasa gembira yang tiada tolok bandingannya...

Rasa Sayang...rasa rindu...Semoga takorang dua menjadi anak yang soleh kepada kedua ibubapa...nenek,datuk & orang-orang sekeliling...

terimakasih buat guru tadika abang syakirul yang bersungguh-sungguh mendidik anak-anak yang masih suci ini....

semoga usu, sebagai bakal seorang guru suatu hari kelak..akan mempunyai semangat yang sama untuk membimbing, mendidik anak pelajar..aminnn

lot of love,

usu nor

2.11.11

Alhamdulillah...

Love Clip Art

Rasa bersyukur sangat-sangat atas segala kepayahan, kesungguhan yang dibuat sebelum ni...

blog pun dah cute...syukran ya 'azizati...cik puteri dari istanacinta.blogspot.com...

sukaa sgt..



Thank You Clip Art


Thank You Clip Art

1.11.11

tekun...


Assalamualaikum w.b.t Ds,

Hari ni usu nak bercerita tentang "TEKUN"... 

ds tekun tolong wa nya...

Cerita ni usu dapat melalui emel dari sorang lecturer usu yang dirasa sungguh banyak ilmunya...kagum dengan beliau...namanya Dr. Rosli Mokhtar..

Jom kita hayati bersama kisahnya...

Seorang lelaki dari Madinah datang menemui Abu Darda' (sahabat nabi) ketika dia berada di Damsyik, Syria. 

Beliau berkata: "Saya dengar tuan ada menyampaikan hadis yang tuan ambil dari Rasulullah s.a.w. "

Abu Darda' bertanya: "Engkau datang kerana ada tujuan lain?"
Jawab lelaki: "Tidak"
Abu Darda' bertanya lagi: "Engkau datang untuk tujuan perniagaan?"
Jawab lelaki: "Tidak"

Situasi di atas menceritakan ketekunan yang telah ditunjukkan oleh mereka yang terdahulu.
Jarak antara Madinah dan Damsyik ialah 1302 km. 
Masa perjalanan dari Madinah ke Damsyik pada zaman itu ialah tidak kurang dari 40 hari.

p/s: ds, bukan senang bila nak buat sesuatu...kita perlu tekun dalam mempelajari apa-apa ilmu especially ilmu agama...kalau dibandingkan dengan zaman dahulu dengan sekarang, memang jauh sangat bezany....sekarang, kita tak perlu berjalan berbatu-batu jauhnya semata-mata untuk  mendapatkan ilmu...semuanya di hujung jari....bersama-samalah kita bersyukur wahai kesayanganku... sesungguhnya harta mudah mok kita carik, tapi...ilmu...kalau ada perkataan "MALAS" dalam diri...memang statik la kita...xda sebarang perubahan & kemajuan..


hai mr. thesis

Assalamu'alaikum w.b.t..



Bila dah masuk november, usu rasa nervous...sebab sempat tak usu siapkan tesis bab 1-3...dah tinggal 7 minggu agi..pasya, final exam...

tajuk pun boleh tahan..."Pengetahuan & Amalan Taharah dalam kalangan Orang Asli"...cammane tu ? harap diberikan kekuatan untuk mencari rujukan..berusaha untuk siapkan..& the most important is .... dapatkan kerjasama dari masyarakat Orang Asli tu nanti..pleasseee....help us..

apa-apapun, semester ni..nak buat library boring tengok muka usu..hahaha..

jadi,  DS mesti belajar rajin-rajin...& lebih berjaya dari usu..just for your & family future...


usu miss both of u,

usu nor

26.10.11

Yemen Part 1...

Assalamualaikum Ds,

harini usu nak bercerita juga pasal pengalaman usu ikut "kursus Pemantapan Bahasa Arab" ke Yaman selama sebulan... tak silap usu dari 19 Novermber sehingga 23 December 2010.  Semua ni adalah program di bawah pensyarah usu..Dr Kamarulzaman Abd Ghani & Dr. Isa...

Sangat teruja..walaupun sebenarnya perasaan sangatlah takut..sebab usu tak pandai Bahasa Arab..jadi, usu terfikir..macammana nak berkomunikasi, nak belajar Arab, nak makan, nak...nakk..dan nak..nak..(semualah)

jadi..berbekalkan tekad yang last minute ada, usu pun ikut je pergi..

Usu & kawan-kawan seramai 8 orang semuanya...

(fahmi,fikri,k.nisah, k.raihan, k.nisah, umi & ain)...usu sorang sarawakian...

Flight dari Kl - Bahrain...9 jam(transit 8 jam)

Bahrain- Sana'a Yemen  2 jam setengah
Klia

airport Bahrain


Bila dah sampai, rasa macam berada kat zaman Nabi dulu...usu rasa macam masuk buku sirah nabi...mungkin faktor bangunan, persekitaran & lain-lain ...

 Masjid Jame' Kabir

Cuaca sangatlah sejuk..sebab musim sejuk...mula-mula sampai bilik, usu cari kipas @ aircond tau..risau tido malam panas..rupanya...sangat sejuk...sampaikan pihak pengurusan bagi kami 2 helai selimut tebal setiap sorang...setiap malam usu tidur guna stokin, baju tidur ,baju sejuk, selimut bawak dari rumah & tambahan dua lagi selimut yang sedia ada..hahaha

Sejukk sangat..

Pengalaman belajar Bahasa Arab pula, sangat best.  Yang penting tak rasa bosan...
Sebab...

Dapat 2 orang Ustaz & Ustazah yang baik walaupun kami dibahagi kepada 2 kelas yang berbeza...namanya Ustzah Faizah & Ustzah Altaf..Mereka membantu kami bercakap & belajar Bahasa Arab dengan lancar..( yang penting, bila rehat..kami minum teh..teh Yemen sangat sedap sebab teh dicampur dengan bunga cengkih )


Berambeh di rumah Ustazah Faiza

Macammana Guru-guru usu mengajar kami?

Senang je..guru-guru usu bawa kami shopping sambil belajar di pasar, kedai pakaian dan berambeh di rumah family mereka.  Dari situ, usu yang zero, adala keberanian bercakap sampai tahap yang 60%..walaupun sebenarnya grammar tak betul...hihi


hari terakhir bersama Ustzh Faiza (latar belakang bukit & bandar Sana'a Qadim)

Yang penting..bercakap....bercakap..bercakap...sambil membeli...hihi

nak tau lagi?

lak-lak kit usu cerita k..next episode...


 usu & kereta Pengantin

lots of love,

usu nor







kali pertama...

Assalamualaikum Syakir...

Maafkan usu sebab usu xsempat tengok syakir lahir...Sebab usu jauh di UKM...rasanya tyme tu usu baru masuk 1st year...jadi...usu dapat berita kelahiran Syakir yang tersayang melalui henpon jak...( sedihh...)

xpa..yang penting anak buah usu ni dah selamat dilahirkan pada 8 Oktober 2008..Alhamdulillah...

Usu nor hepi dari kejauhan..dapat MMS gambar dari bapak Ds ...lalu terjadilah dialog sms ni;

usunor: aie...kenak nya tok itam abg?

bapa Ds : ne tauk..berjemur kali...hihi

apa-apapun...warna kulit tak membawa apa-apa makna & perbezaan...teringat usu cerita sahabat Nabi yang pernah dicerita oleh Lecturer usu dalam Kuliah...tok citanya...

Adalah sorang lelaki di zaman Rasulullah s.a.w bertemu dengan Baginda tentang masalahnya...

Laki ya tek menuduh isterinya berzina sebab anak yang lahir ya kulitnya gelap..sik sama ngan kulit dak duak lakibini...lalu, Rasulullah s.a.w tanya kat laki ya...ibarat la soklannya tek ...

"ko ada unta x?"...jawab laki ya, "ada"

Baginda tanya agik, ada x anak unta ko warna len dari yang len, 

laki ya jawab..."ada, warna itam"...

Baginda tanya agik, "camne pulang boleh camya?"...

"sebab nya ada nenekmoyang unta sebelum ya nok bewarna gelap"...

dari situasi tadi ya, barula lelaki ya tadik teringat nok mungkin gen nenekmoyang nya nok dolok nok diwarisi oleh anaknya nok baru lahir tok...

Wallahu'alam


tapi, yang usu hairan kinek...syakir usu tok makin membesar makin putih kulitnya...ne kulit itam tadik?hihihi


Sayang Ds...

Usu Nor

peringkat kejadian manusia...

Assalamualaikum kesayangan usu,

nak tahu camne terjadinya Ds?




semuanya Allah Taala dah sebutkan dalam Al-Quran dalam Surah As-Sajdah  7,8 dan 9 yang bermaksud:


(ayat 7) Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. 

(ayat 8) Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).

(ayat 9) Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.


Pesanan usu buat Ds, berimanlah kepada Allah Taala dan bersyukurlah kepada Allah atas kelahiran di dunia yang penuh pancaroba ni...

Ds dah dilahirkan dengan penuh sempurna, adanya mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, akal untuk berfikir dan hati untuk menghayati...

Semoga  Ds sentiasa bersyukur atas segala sesuatu dan berterima kasihla kepada Allah dan ibubapa...
(dan boh lupa usu..hihii.)

* ni link yang Ds boleh baca :
terjemahan al-quran (as-sajadah)


peringkat kejadian manusia

Uhibbukum,

Usu Nor








Pengalaman pertama ...

Assalamualaikum kesayangan usu, Ds

Sebagai permulaan, usu nak berkongsi perasaan dan pengalaman bila abg Syakirul lahir ke dunia...

Pelbagai perasaan yang usu rasa...rasa happy+jelous+nervous
  ( banyak sebab...sebab usu risau xda orang sayang usu dah kalau abg syakirul lahir..hihi)

Hermm...pengalaman berada di hospital dari pukul 8.30 malam sehinggalah subuh..sesuatu yang di luar jangkaan... (siap usu & bapak DS tidur dalam kereta tau..kesiann)...

tapi Abg Syakirul masih malu-malu nak keluar...

Alhamdulillah, dengan doa semua dan usaha mak Ds akhirnya Abg Syakirul pun selamat lahir pada 18 Disember 2006...pukul 2.30 pagi...

Perasaan usu?

Happyyy & sedikit...jeles..tapi banyakk..hihi

*tunggu usu balit miri usu scan gambar abg syakirul agik baby ok..:)


Love both of U, 

Usu Nor




usu nor & DS

Assalamualaikum w.b.t

Blog ni khas untuk mereka berdua.....Syakirul Faqih & Syakir Zufairy...



jadilah anak buah usu yang soleh...

fi dunnia wal akhirat



Love u both...

usunor